Minggu, 29 September 2013

DOWNLOAD BUKU PLURALISME



Politik identitas demikian dalam kaitan dengan pluralisme merupakan suatu persoalan yang pelik. Di satu sisi, ia muncul sebagai tanggapan atas pluralisme yang menolak konstelasi hirarkis nilai-nilai sebagaimana dianut oleh kaum monistis-absolutis karena dianggap sebagai suatu penindasan terhadap keberbedaan. Di sisi lain, penolakan tersebut dalam proses pemadatan yang sedemikian rupa, berdampak pada justifikasi sempit berbasis identitas tertentu. Hal ini menunjukan bahwa politik identitas berkemungkinan untuk terjebak dalam apa yang J. Habermas katakan sebagai performativer widespruch[1] (kontradiksi performatif). Hal ini tidak berarti bahwa politik identitas merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, penting memahami pluralisme sebagai salah satu paradigma yang memiliki ‘cara bermain’ dalam memandang keberbedaan.
Berkaca pada persoalan yang dikemukakan, muncul suatu pertanyaan mendasar yakni sejauh mana politik identitas dapat dilihat sebagai suatu tanggapan yang benar-benar tepat terhadap pluralisme? Melalui tulisan sederhana ini, pertama, penulis hendak mengajak pembaca melihat bagaimana sejumlah fakta pengerasan dalam politik identitas baik dalam skala nasional maupun dalam cakupan lokal yakni provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) terkhusus di Flores bisa saja berlawanan dengan pluralisme. Kedua, dengan melandas-pijakan pemikiran pada pandangan John Kekes tentang moralitas pluralisme (morality of pluralism), penulis hendak menunjukan dalam pengandaian mana politik identitas dapat diverifikasi dan difalsifikasi sebagai tanggapan yang tepat terhadap pluralisme. Hal ini, juga dengan sendirinya menegaskan posisi dari pluralisme yang berbeda dengan paradigma monisme-absolutis dan relativisme.

Buku Pluralisme dalam Bahasa Indonesia ini dapat didownload di link di bawah ini:
 <a href="http://adf.ly/WbgZt" target="_blank"><b>DOWNLOAD</b></a>


[1] Otto Gusti, Hak-Hak Asasi Manusia (Mns.) ( Maumere: Ledalero,2011),  p. 20.