Minggu, 05 Mei 2013

Download PDF Book Totality and Infinity Immanuel Levinas Free





IMMANUEL LEVINAS

Levinas memiliki suatu perumusan yang amat menarik tentang ‘yang lain’ yakni “dia yang lain adalah yang bukan aku”.[1] Hal ini menunjukan bahwa ‘yang lain’ sungguh-sungguh ‘yang lain’ dari aku. Untuk memahami yang lain aku tidak dapat memulainya dari diriku.[2] Dengan demikian yang lain adalah yang dipahami tanpa konteks, landas pijak tertentu, dan kalaupun ada, landasan itu tidak lain adalah ‘yang lain’ sendiri.
Yang lain itu merupakan ‘yang lain’ karena keberlainannya merupakan fakta heteronom yang niscaya, dan fakta ini tidak dapat dibantah.[3] Eksistensi ‘yang lain’ adalah keberlainannya. Keberlainan di sini mesti dipahami sebagai yang radikal. Ketika ‘yang lain’ dipahami sebagai yang sungguh radikal, kita sesungguhnya tidak akan pernah bisa memahami yang lain secara benar. Segala bentuk konsep kita terbatas untuk menjelaskan keberlainan yang radikal. Levinas menggunakan terminus ‘yang tak berhingga’(infinty)[4] untuk menunjukan bahwa keberlainan merupakan suatu karakteristik-bukan sekedar ciri-dari ‘yang lain’ sebagai yang transenden. The infinite is the absolutely other-yang tidak terbatas adalah yang secara absolut lain.[5]
Levinas memandang bahwa ‘yang lain’ adalah yang tidak berhingga. Hal ini berarti bahwa yang lain pada dasarnya merupakan yang eksterior. Ia berada di luar diriku dan melampaui kesanggupan-kesanggupanku (facultas) untuk memahaminya karena ia tidak dapat dipersandingkan dengan segala apapun.[6] Meski demikan, ‘yang lain’ yang tidak terbatas itu senantiasa menampakan dirinya atas cara tertentu. Sebagai realitas yang terbatas aku tidak memiliki pilihan selain terarah kepadanya.
Yang lain itu menampakan dirinya dalam apa yang dinamakan dengan ‘wajah’ (visage).[7] Levinas melihat wajah menghasilkan dan memiliki maknanya sendiri; sesuatu yang singular; tak terbandingkan. Politik yang etis adalah pertemuan manusia dengan manusia lainnya yang tidak saling menundukan karena menyadari bahwa ‘wajah’ menolak untuk ditundukan. Inilah yang menjadi suatu dasar bagi etika politik Levinas.[8] Dibalik setiap pertemuan manusia, ‘wajah’ hadir sebagai dimensi yang tidak terbatas yang senantiasa menggugah kesadaran manusia untuk menuju kepadanya.
Bagi Levinas wajah selalu mewartakan ketelanjangan sebagai yang lemah, miskin, “janda dan yatim piatu”.[9] Ketidakberdayaan demikian merupakan suatu faktum serentak suatu vokasi yang berseru menuntut pertanggungjawaban manusia (responsibility). Dengan demikian, keterarahan pada ‘wajah’ dalam konteks ini bukanlah suatu keterarahan yang bersifat ontologis melainkan metafisis. 
 Download buku Immanuel Levinas Totality and Infinity pada link ini:


  DOWNLOAD







[1] Immanuel Levinas . Totality and Infinity: An Essay on Exteriority, A. Lingis (Penterj.). Dordrecht/Boston/London: Kluwer Academic Publishers, 1991. , p. 23.
[2]Ibid.
[3]Ibid., p. 27.
[4]Ibid., p.  49.
[5]Ibid.
[6] Felix Baghi . Alteritas, Pengakuan, Hospitalitas, Persahabatan. Etika Politik dan Postmodernisme. Maumere: Ledalero, 2012. p. 35.
[7]Immanuel Levinas, Op. Cit., p. 50.
[8]Budi Hardiman, et. al.,.Empat Essai Etika Politik.(Jakarta: Srimulyani, 2011), p. x.
[9]Felix Baghi, Op. Cit., p. 35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar